Buku-buku elektronika

Teori membawa kita dari benturan sana-sini, yuk baca buku.

Skema dan PCB

Cari skema rangkaian? atau dengan layout? Disini tempatnya.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 30 Maret 2016

Kenapa anak elektro cocok sama anak MIPA?

   
Anak elektro, dikampus manapun pasti akan selalu menjadi primadona... haha ! Primadona, karena anak elektro itu biasanya tampilannya nyentrik tapi tetep jenius, sholeh, dan tidak sombong. Walau begitu, sebenarnya anak elektro itu merupakan mahasiswa yang tingkat kesetresannya cukup tinggi lho, bayangin aja. Mata kuliah fisika, kalkulus, rangkaian listrik dasar, kimia, semuanya ada disini . Wajar saja jika banyak dari anak elektro tidurnya gak teratur, jarang mandi, mukanya kusut, sampe suka nyengar-nyengir sendiri, hehe... jadi curhat gue, belum lagi prakteknya yang selalu berhubungan dengan listrik, taruhannya sudah jelas hidup dan mati coy. Setelah praktikum terbitlah laporan yang harus ditulis tangan, dengan rapih, bersih, tak boleh kusut, dan teliti. Belum lagi dosen killer yang selalu siap dengan pulpen yang tak segan memberi nilai E.   Tapi, anak elektro gak perlu cemas, karena selalu ada anak MIPA yang biasanya selalu jadi belahan hatinya anak elektro atau sohib setia, mau tahu alasannya? nih gue kasih tahu.

1. Anak MIPA cerdas-cerdas
Gak bisa dipungkiri, banyak para ilmuwan dan guru-guru itu berasal dari anak MIPA. Mereka selalu ditekan oleh dosen mereka untuk berpikir ilmiah, kritis, teoritis, dan konseptual. Bahkan banyak dari mereka mulai dari semester satu sudah membuat penilitian, gila gak tuh? Buat lu anak elektro, lu bisa manfaatin peluang ini untuk jadikan anak MIPA sebagai dospem ketiga lu untuk masalah penulisan sama teori ketika lagi nyusun skripsi lu.

2. Kalem
Entah kenapa, kalo gue bandingin anak-anak dikampus gue. Gue selalu berpikir bahwa anak MIPA itu kalem, sopan, santun, ramah, dan tamah. Mungkin lingkungan kampus yang tenang, dan atmosfer pembelajaran yang bersahabat menjadikan mereka manusia dengan tingkat kekaleman tertinggi. Berdasarkan pengalaman gue kenal sama anak MIPA, hanya 1 dari 50 orang yang ngerokok sama bersikap layaknya brandalan.Itupun

3. Banyak duit
 Jangan heran kalo lu lihat anak MIPA sok sibuk, dan sok rajin. Karena sebenarnya itu adalah tuntutan dan budaya mereka. Karena bagi mereka waktu adalah uang, banyak anak MIPA meskipun baru semester dua sudah ngajar private, ngajar bimbel, ngajar KIR, dan ngajar yang lainnya. Makanya mereka selalu mengerjakan tugas apapun dengan tepat waktu, karena jadwal ngajar yang padat. Gue pribadi menganggap ini sebagai peluang, karena  semisal lu jadian sama anak MIPA, lu gak perlu ngeluarin duit. Karena mereka sebenarnya punya penghasilan lebih ketimbang lu anak elektro.... haha...

4.Didominasi oleh perempuan
Yoi, jika anak elektro didominasi oleh para batangan yang bujangan. Sebaliknya, anak MIPA itu didominasi anak perempuan yang ukhti-ukhti gitu. Menurut teori hierarki kebutuhan maslow, manusia itu butuh kasih sayang, nah anak elektro itu juga manusia sudah jelas butuh kasih sayang makanya tidak sedikit dari mereka mencari pasangannya dari MIPA karena stoknya banyak, haha... tapi bukan berarti anak MIPA bakalan nerima lu dengan gampang, karena gue sendiri aja gak pernah dapet anak MIPA. haha.... tapi gue masih usaha lho....

Nah segitu aja dulu yak....

Jumat, 18 Maret 2016

Belajar elektronika? Ngapain aja tuh?

Basic Elements of Electronics
(Materi dasar elektronika)
 

     Udah lama nih ane gak posting, sedikit cerita aja ya. Penulis sekarang sedang menyusun skripsi (red: Skripsi Sweet ), buat lu yang kuliah pasti tahu gimana rasanya nyusun skripsi, mulai dari bimbingan yang gak menentu, nyusun bab 3 yang gak kelar-kelar, permintaan dosen bimbingan yang diluar kemampuan kita, hingga masalah asmara yang tak kunjung padam sampai sekarang... T_T Ah pokoknya susah dah, ya namanya juga final test pasti kompleks dan muyengin. Intinya bawa enjoy aja, dosen bilang gini ya lu ikutin aja, cari aman dan main cantik! Sip, gitu aja ya.

     Nah, sekarang ane bakalan ngasih tahu tentang apa-apa aja yang bakalan lu pelajari di elektronika. Bagi lu yang baru belajar elektronika perhatiin baik-baik ya, tapi bagi lu yang udah terjun di elektronika dijamin ilmu ente jadi tambah berkembang, atau mungkin ingin mengulang pelajarannya biar makin jago dan mahir.

    Okay, pertama-tama kita cari tahu arti dari elektronika. 
Menurut Om Wikipedia, elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

    Ambil kesimpulannya ya, elektronika itu ilmu yang mempelajari alat-alat listrik ber-arus lemah, nah arus lemah ini biasanya orang-orang sebut DC atau Direct Current namun dengan besar arus listrik yang tidak terlalu besar. Contoh alatnya handphone, laptop, mobil tamiya, mobil crush gear, dll. (hehehe....) 

    Dah ngerti kan? Nah sekarang kita masuk tentang apa-apa aja yang bakal lu pelajarin di elektronika. 
Pertama, elektronika itu merupakan turunan ilmu fisika, makanya jangan heran kalo lu bakal ketemu sama hukum-hukum yang pernah lu pelajarin di fisika bakalan ada lagi pas lu belajar elektronika. Kayak hukum ohm, hukum kirchoff 1 &2, hukum gauss, hukum daya, dll. Nah hukum-hukum ini merupakan teori yang wajib lu pelajarin, karena dengan hukum-hukum inilah lu bisa membuktikan tentang gejala-gejala yang terjadi pada rangkaian elektronika. Bukan cuma hukum-hukum doang, tapi juga ada teori-teori yang lain, seperti mempelajar istilah-istilah dalam dunia elektronika, dsb. Jadi ditahap pertama ini lu akan belajar TEORI.

    Kedua, setelah ngerti teori diharapkan lu tahu tentang komponen-komponen elektronika. Komponen elektronika sangat buanyak ya, jadi belajarnya dikit-dikit aja dulu. Kalo lu mau lihat komponen elektronika, lu bongkar hape lu, dan disitu lu bakal nemuin komponen elektronika, mulai dari resistor, kapasitor, IC, batterai. Nah komponen elektronika dibagi menjadi dua berdasarkan cara kerjanya, ada yang pasif dan aktif. Haha... pokoknya banyak lah.

    Ketiga, belajar alat ukur. Untuk mengetahui nilai dari suatu komponen, udah jelas dong lu butuh alat ukur. Kalo semisal lu pengen ukur tinggi badan lu, lu butuh meteran kan. Nah sama halnya dengan komponen elektronika, lu butuh sebuah alat ukur untuk mengetahui besarnya ukuran resistansi dari suatu resistor, atau besar kapasitansi dari kapasitor. Buat lu yang baru belajar elektronika, alat ukur yang dipake biasanya cuma multimeter dan osiloskop. Multimeter lu pake buat ukur arus listrik, tegangan, sama tahanan. Osikiloskop untuk lihat sinyal listrik, sehingga lu bakal dapet nilai amplitudo dan periodanya.

(Bersambung)

Selasa, 01 Maret 2016

[Belajar Arduino] Multitasking di Arduino dengan menggunakan fungsi millis()

    
Pernahkah kalian berpikir, mengapa komputer dapat melakukan pekerjaan dalam waktu yang sama. Contohnya, ketika kalian membuka M*icrosoft Word untuk mengetik suatu berkas, kalian juga dapat memutar lagu, dan itu semua dilakukan pada waktu yang sama.
    Padahal, seharusnya komputer bekerja secara sistematis dan runtut, artinya jika suatu proses belum tereksekusi maka proses selanjutnya tidak dapat tereksekusi. Ayo, diinget lagi pelajaran algoritma dan pemrogramannya.
    Sebenarnya, multitasking bukan berarti komputer mengeksekusi beberapa proses pada waktu yang bersamaan akan  tetapi mengeksekusinya dengan periode yang super singkat, mikro sekon sampai dengan milli sekon. Wow, great! Gue kasih contoh ya, semisal ada dua program yang dijalankan bersamaan, hmmm.... semisal Winamp untuk memutar lagu sama Mozilla firefox untuk internetan. Saat ini komputer sedang multitasking, nah, sebenarnya komputer mengeksekusi proses yang ada di winamp dan proses yang ada di mozilla secara bergantian. Dan itu semua di-JADWALKAN, maksudnya pas di 1 millisekon proses yang ada di mozilla dieksekusi, kemudian pas di 2 millisekon proses winamp baru dieksekusi, dan begitu seterusnya. Nah, karena otak manusia gak mampu berpikir cepat, makanya kita berpikir bahwa seolah-olah dua program tersebut bekerja bersamaan. Bayangkan satu milli sekon, itu sama dengan 1/1000 sekon.

Nah, pada topik kali ini kita akan belajar untuk membuat Arduino layaknya sebuah komputer yang akan bekerja secara multitasking. Program yang gue buat adalah running led, jika sebelumnya gue udah buat program running LED pada Membuat running LED menggunakan Arduino [Simulation & Syntax] menggunakan delay. Sekarang gue kembangin lagi menjadi tanpa delay! dan gue gunain millis, lho kenapa pake millis, emang kenapa dengan delay?
Okay, jadi gini. Delay itu adalah sebuah sub-routine yang tugasnya membuat sibuk prosesor dalam jangka waktu yang telah ditentukan, jadi ketika lu pake fungsi delay(2000) arduino akan sibuk selama dua detik. Ketika hal ini terjadi, arduino gak bisa ngapa-ngapain, seperti menerima input, mengolah angka, dsb. Sub-routine yang lain gak bakal jalan, ketika delay berlangsung.

Kalau lu udah lihat rangkaian running LED yang udah gue buat, disitu terlihat lima LED yang berjejer dengan dua push button yang digunakan untuk mengatur putaran LED. Kalo semisal, gue pake fungsi delay(), ketika gue pencet push button dan si delay() sedang beraksi, arduino gak bakal ngerespon  apapun. Jadinya, gue harus pencet terus sampe tiba saatnya fungsi delay() tersebut berakhir.

Oleh karenanya gue harus pake fungsi millis(), sehingga arduino dapat membuat LED terus  berjalan (running) dan dapat menerima input dari push button, tanpa harus  mencet berkali-kali.


/* Program Running LED
Percobaan 3 Mikrokontroler
*/
                                        // Pengaturan output menggunakan Array
int ledpins[]={2,3,4,5,6};  // Port Output yang digunakan hanya lima dari port 2 ke 5
int i=0;
int val=0;                          // Variabel untuk menyimpan data
int state=0;
int val1=0;
//int val2=0;
int state1=0;
int old_val=0;
int old_val1=0;
int old_val2=0;
unsigned long waktusekarang=0;
unsigned long waktuatur=0;
int ledstate=LOW;
int tunda=10;
void setup()
{                                       // inisialisasi output
  for(int i=0; i<5; i++)        // jika i kurang dari lima maka nilai i ditambah 1
  pinMode(ledpins[i], OUTPUT);
  pinMode(9, INPUT);            // Tombol Kiri ke kanan
  pinMode(8, INPUT);
  pinMode(10,INPUT);            // Tombol Kanan ke kiri
  Serial.begin(9600);
}

void loop()
{
  val=digitalRead(9);      // Membaca tombol dan memasukkannya ke variabel agar interloc
  val1=digitalRead(10);
  val2=digitalRead(8);
 
  if((val==HIGH) &amp;&amp; (old_val==LOW)){      // Jika tombol kiri ke kanan ditekan maka
    waktusekarang=millis();
    state1=0;
    state=1-state;
      // state akan bernilai satu, dan jika state bernilai satu dan tombol ditekan maka state bernilai 0
  delay(10);                              // delay digunakan untuk mencegah bouncing
  }
  old_val=val;                            // old val digunakan untuk mencegah bouncing juga
 
  if((val1==HIGH) &amp;&amp; (old_val1==LOW)){
    waktusekarang=millis();
    state=0;
    state1=1-state1;
  delay(10);
  }
  old_val1=val1;

if((val2==HIGH)&amp;&amp; (old_val2==LOW))
  {waktuatur=millis();
  delay(5);
  }
old_val2=val2;
if ((val2==HIGH)&amp;&amp;(old_val2==HIGH)){
 
if ((val2==HIGH)&amp;&amp;(millis()-waktuatur)&gt;20)
{tunda++;
delayMicroseconds (100);
if (tunda&gt;500){
  tunda=50;
}
}
Serial.println(tunda);
}


if (state==1)
  //(digitalRead(9)==HIGH)
{
 digitalWrite(ledpins[i], HIGH);
 //Serial.println(state);
if ((state==1)&amp;&amp; (millis()-waktusekarang)&gt;=tunda){
  waktusekarang=millis();
  //Serial.println(waktusekarang);
  digitalWrite(ledpins[i],LOW);
  i++;
  while (i==5){i=0;}
  }
}

else if (state1==1){
  //(digitalRead(9)==HIGH)

 digitalWrite(ledpins[i], HIGH);
 //Serial.println(state1);
if ((state1==1)&amp;&amp; (millis()-waktusekarang)&gt;=tunda){
  waktusekarang=millis();
  //Serial.println(waktusekarang);
  digitalWrite(ledpins[i],LOW);
  while(i==0){i=5;}
  i--;
  }
}

 else
{digitalWrite(ledpins[i], LOW);}
}